Jumat, 07 Juni 2013

Asbabun Nuzul Surah Al-Baqarah ayat 6, 7, 14, 19, 26

Asbabun Nuzul Surat Al-Baqarah ayat 6-7

Al Faryabi dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid, dia berkata, "Empat ayat dari permulaan surah Al-Baqarah turun pada orang-orang Mukmin, dua ayat turun pada orang-orang kafir, dan tiga belas ayat turun pada orang-orang meunafik"

Ayat 6, yaitu firman Allah ta'ala,

Innalladzina kafaru sawa'un 'alaihim 'a-andzartahum 'am-lam tun-dzirhum layu'minuna

"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman." (Al-Baqarah : 6)

Sebab turunnya ayat ;

Ibnu Jarir meriwayatkan darri jalur Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Abi Muhammad dari Ikrimah atau dari Sa'id Ibnuz-Zubair dari Ibnu Abbas tentang firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 6-7 "Sesungguhnya orang-orang kafir...." kedua ayat ini turun pada orang-orang Yahudi Madinah.

Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari Rabi' bin Anas, dia berkata "Dua ayat turun pada peperangan Al-Ahzab, yaitu, "Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutupdan bagi mereka siksa yang amat berat." (Al-Baqarah : 6-7).
__________________________________________

Asbabun Nuzul Surat Al-Baqarah ayat 14

Ayat 14, yaitu firman Allah ta'ala,

Wa idzaa laqulladziina amanu qalu amana wa idza khalaw ila sayya' thiinihim qalu inama 'akum inama nahnu mushtahdzi'un

"Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok." (Al-Baqarah : 14)

Sebab turunnya ayat;

Al-Wahidi dan ats-Tsa'labi meriwayatkan dari jalur Muhammad bin Marwan dan as-Suddi dari al-Kalabi dan Abu Shaleh dari Ibnu Abbas, dia berkata, "ayat ini turun kepada Abdullah bin Ubay dan rekan-rekannya. Pada suatu hari mereka bertemu dengan beberapa sahabat Rasulullah, lalu Abdullah bin Ubay berkata kepada rekan-rekannya itu, "lihatlah bagaimana saya menjauhkan orang-orang bodoh itu dari kalian."

Kemudian Abdullah bin Ubay mendekati Abu Bakar, dan memegang tangannya, lalu berkata, "Selamat datang ash-Shidiq, Bani Tamim, Syeikh Islam dan orang kedua setelah Rasulullah ketiika berada di dalam goa, serta orang yang mencurahkan jiwa dan hartanya untuk Rasulullah. Lalu dia memegang tangan Umar, dan berkata, "selamat datang tuan Bani Adi bin Ka'ab, al-Faruq yang kokoh dam agama Allah, yang telah mencurahkan jiwa dan hartanya untuk Rasulullah.' Setelah itu dia memegang tangan Ali dan berkata, 'selamat datang anak paman Rasulullah dan menantu beliau, Tuan Bani Hasyim setelah Rasulullah,' kemudian masing-masing sahabat Nabi itu pun pergi ke arah yang berbeda. — lalu Abdullah kembali kepada rekan-rekannya dan berkata, ’menurut kalian bagaimana yang saya lakukan tadi? Maka jika kalian melihat mereka berkumpul, lakuukan saja seperti yang saya lakukan tadi.’ rekan-rekannya pun memuji apa yang dilakukan Abdullah bin Ubay tadi. Kemudian orang-orang muslim menemui Nabi SAW dan memberi tahu Nabi tentang hal itu, maka turunlah ayat diatas.

Isnad riwayat ini sangat lemah, sebab Suddi ash-Shaghir seorang pendusta demikian juga al-Kalabi, Abu Shaleh juga lemah.
__________________________________________

Ayat 19, yaitu firman Allah ta'ala,

Awkasoyyibimminassama'i fiihi dhulu ma-tuwara'du wa barqu, yaj'aluna ashabi 'ahum fi-adza nihimminashawa 'iqi-hadzaral mauti, wallahu muhitun bil-kafirina

"Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit, yang disertai kegelapan petir dan kilat, mereka menyumbat telinga dengan jari-jarinya (menghindari) suara petir itu karena takut mati. Allah meliputi orang-orang yang kafir" (Al-Baqarah: 19)

Sebab turunnya ayat,

Ibu Jarir meriwaratkan dari jalur as-Suddi al-Kabir dari Abu Malik dan Abu Shaleh dari Ibnu Abbas dari Murrah dan Ibnu Mas'ud dari sejumlah sahabat mereka berkata, "Dulu ada dua orang munafik penduduk madinah melarikan diri dari Rasulullah menuju tempat orang-orang musyrik, diperjanan hujan lebat mengguyur mereka. Hujqn tersebut sebagaimana telah disebutkan oleh Allah SWT. Bahwa didalamnya terdapat petir yang dahsyat dan kilat yang menyambar-nyambar. Setiap kali petir menggelegar mereka menutupkan telinga mereka dengan jari-jarinya, karena takut suara petir itu masuk kegendang telinga dan membunuh mereka. Dan ketika sinar kilat berkelebat mereka berjalan menuju cahayanya. Jikan tidak ada cahaya kilat mereka tidak dapat melihat apa-apa. Lalu keduanya kembali pulang ketempat mereka, dan keduannya berkata, "seandainya saat ini pagi sudah tiba tentu kita segera menemui muhammad, lalu kita menyerahkan tangan kita kepada beliau. Kemudian ketika pagi tiba mereka menemui beliau, lalu masuk Islam dan menyerahkan tangan mereka kepada beliau. Setelah iu keduanya menjadi muslim yang baik. Lalu Allah menjadikan keduan munafik itu sebagai perumpamaan bagi orang-orang munafik yang ada di madinah.

Setiap kali orang-orang munafik madinah tersebut menghadiri majlis Nabi SAW. Mereka selalu menutupkan telinga mereka dengan jari-jari mereka. Karena takut memdengar adanya wahyu yang turun berkenaan dengan mereka atau mereka diingatkan dengam sesatu yang dapat membuat mereka mati ketakutan. Hal ini seperti dua munafik tadi yang menutupkan telingan dengan jari-jari mereka.

"....Setiap kali (kilat) menyinari, mereka berjalan dibawah sinar itu...." (Al-Baqarah: 20)

Jika orang-orang muslim mempunyai harta dan anak-anak yang banyak, serta ghanimah dan kemenangan, mereka ikut didalamnya dan berkata, "Sesungguhnya agama Muhammad ini adalah benar." Maka mereka pun Istiqamah didalamnya. Sebagaimana kedua munafik tersebut, yang berjalan dibawah sinar kilat setiap kali sinarnya menyinari.

"....Dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti...." (Al-Baqarah: 20)

Jika harta dan anak-anak orang-orang muslim sedikit, dan mereka tertimpa kesulitan, mereka berkata, "Ini karena agama Muhammad." Dan mereka pun keluar dari Islam (murtad) dan menjadi orang-orang kafir. Sebagaimana dikatakan dua orang munafik tersebut diatas, ketika kilat tidak menyinari mereka.
__________________________________________

Ayat 26, yaitu firman Allah ta'ala,

Innallaha layastahyii anyadhriba matsalan maba'u-dhatan fama fawqaha fa ammalladzina amanu faya'-lamuna annahulhaqqu min rabbihim, wa amalladzina kafaru fayaquluna madza-aradzallahu bihadza-matsalan yudhilubihi-katsiran wa yahdi-bihi katsiran wama yudhilu-bihi ilall-fasiqqina

"Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan, tetapi mereka yang kafir berkata, apa maksud Allah dengan perumpamaan ini ?" Dengan (perumpamaan) ini banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberikan petunjuk. Tetapi tidak ada yang dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik. (Al-Baqarah: 26)

Sebab turunnya ayat,

Ubnu Jarir meriwayatkan dari as-Suddi dan sanad-sanadnya, bahwa ketika Allah membuat dua perumpamaan untuk orang-orang fasik, yaitu dalam firman-Nya,

"....Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api...." (Al-Baqarah: 17)

Dan firman-Nya,

"Atau seperti (orang yang ditimpa) hujan dari langit...." (Al-Baqarah: 19)

Orang-orang munafij berkata, "Allah sangat agung dan mulia, tidak layak baginya membuat perempumaan-perumpamaan ini,"

Maka Allah menurunkan firman-Nya,

"Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan..." hingga firman-Nya, "....Mereka itulah orang-orang yang rugi." (Al-Baqarah: 26-27)

Al-Wahidi meriwayatkan dari jalur Abdul Ghani bin Sa'id Ats-Tsaqafi dari Musa bin Abdirrahman dari Ibnu Juraij dari Atha' dari Ibnu Abbas, dia berkata "Allah menyebutkan kondisi Tuhan-tuhan orang-orang musyrik dalam firman-Nya,

"Dan jika lalat itu merampas dari mereka...." (Al-Hajj: 73)

Dan ketika Allah menyebutkan tipu daya para Tuhan tersebut, Allah mengumpamakannya seperti rumah laba-laba, maka orang-orang munafik berkata, "Tidakkah klian lihat ketika Allah menyebutkan lalat dan laba-laba dalam Al-Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad, apa yang bisa dilakukan dengam keduannya? " maka Allah menurunkan ayat ini.

Namun Abdul Ghani - salah satu perawinya - sangat lemah Abdurrazzaq didalam tafsirnya berkata, "Muammar memberitahu kami dari Qatadah , ketika Allahmenyebutkan laba-laba dan lalat, orang-orang musyik berkata, "mengapa laba-laba dan lalat disebutkan didalam Al-Qur'an? " maka turunlah ayat ini.

Ibnu Abi Hatim dari Hasan al-Bashri, dia berkata, "Ketika turun firman Allah,

"Wahai manusia! telah dibuat suatu perumpamaan...." (Al-Hajj: 73)

Orang-orang musyrik berkata, "Ini bukan termasuk perumpamaan-perumpamaan,' atau 'ini tidak menyerupai perumpamaan-perumpamaan.' Maka Allah menurunkan firman-Nya,

"Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan..." (Al-Baqarah: 26)

Saya katakan, " pendapat pertama lebih benar sanadnya, dan lebih sesuai dengan awal surah, dan penyebutan tentang orang-orang musyrik tidak sesuai dengan status surah ini sebagai surah madaniyah. Adapun riwayat yang saya sebutkan dari Qatadah dan Hasan al-Bashri, disebutkan oleh al-Wahidi dari mereka tanpa sanad. Dengan lafadz, 'orang-orang Yahudi berkata...' ,dan ini lebih sesuai."
__________________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar