Sabtu, 15 Juni 2013

Sejarah Larangan Membunuh Katak

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,,

Banyak diantara kita yang mungkin masih bertanya-tanya perihal "Larangan Membunuh Katak" oleh nabi saw. Mengapakah katak dilarang dibunuh oleh Nabi, apa yang menyebabkan katak tidak boleh dibunuh ??

Insya allah Kami akan memberikan Jawabannya secara singkat.

Pemulaan daripada larangan tersebut adalah ketika kisah Nabiyullah Ibrahim ’alaihi salam sewaktu beliau akan dibakar hidup-hidup oleh raja Namrud.

Diriwayatkan di dalam Syi'bul Iman oleh Al Imam Baihaqi juga di dalam tafsir Imam Qurthubi, ketika seekor katak tidak tahan melihat Nabi Ibrahim mau dibakar oleh Raja.Namrud, (padahal) tidak bisa berbuat apa apa seekor katak, ia hanya menaruh air di mulutnya, Berapakah besar mulutnya katak mau
memadamkan apinya Ibrahim? (Api menyala) lebih besar dari bukit, Katak mengambil air dari.sungai dan melompat lompat dan.menyemburkan air itu ke api, tidak berguna.perbuatan katak itu, Tidak akan bisa memadamkan api, tapi Yang Maha Melihat, (tetap) melihat!! Allah Swt melihat jiwa seekor katak yang kecil yang tidak dilihat oleh makhluk lainnya. Allah Swt tahu niat daripada hamba Nya yang kecil itu, cintanya kepada Nabiyullah Ibrahim dan niatnya menyelamatkan Nabi Ibrahim (padahal Nabi Ibrahim sudah dilindungi.oleh Allah) maka Allah mengharamkan katak.untuk dibunuh sampai akhir zaman.

Semua katak, padahal ini perbuatan satu saja. Yang berbuat satu, semua katak sampai akhir zaman haram dibunuh. Sampai diriwayatkan lebih dari 20 hadits, pelarangan Nabi saw membunuh katak sehingga para sahabat datang kepada Rasul saw mengajukan pertanyaan

“ada katanya jenis obat tapi diambil dari katak, harus membunuh katak”

dan Rasul saw melarangnya. Jangan jadikan pengobatan dari katak. Kenapa? karena katak dilindungi sampai akhir zaman. Kenapa? satu diantaranya pernah ingin menyelamatkan Nabi Ibrahim as.

Itulah kisah daripada larangan membunuh katak oleh Nabi. Begitu besar kemuliaan Allah yang menjadikan makhluk, hal yang kecil dan terlihar secara zahirnya tidak berguna namun hal kecil tersebut memberikan sebuah efek yang sangat besar. Allah Maha Mengetahui segala aa yang dilkukan hambnya.

Sebagaimana Firman-Nya,
“Wahai anakku, sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan membalasnya. Sesungguhnya Allah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.” (QS. Luqman: 16)

1 komentar: