Selasa, 11 Juni 2013

SIAPA ITU MBAH DUKUN??

Imam Bukhary dalam shahihnya, kitab Ath Thibb telah membuat bab tersendiri berjudul bab al kahanah yakni bab tentang perdukunan. Dalam keterangannya, Al hafidz Ibnu Hajar mengatakan bahwa :” al kahanah ialah pekerjaan mengaku-aku tahu tentang ilmu ghaib, seperti pemberitaan mengenai apa yang bakal terjadi di muka bumi dengan penyandaran terhadap sebab, asal usulnya berasal dari kabar jin yang mencuri dengar perkataan malaikat, kemudian hasil curiannya tersebut disampaikan ke telinga dukun “. (fathul bary 10/216).

Selanjutnya beliau memberikan penjelasan tentang pengertian dukun, katanya :” dukun ialah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut seorang tukang ramal, atau orang yang suka menebak sesuatu dengan menggunakan batu kerikil, atau seorang ahli nujum. Juga di gunakan untuk menyebut orang yang suka (memberikan jasa) mengatasi persoalan atau memenuhi kebutuhan orang lain (misalnya pengobatan alternatif lewat kekuatan gaib –pen).

Tanda-tanda dukun Jika didapati pada seseorang salah satu dari tanda berikut ini, maka dapat disimpulkan bahwa ia adalah dukun, sekalipun ia memakai sorban atau memakai kerudung, diantara tanda-tandanya yaitu :

1. suka bertanya nama pasien dan nama ibunya.

2. suka mengambil sesuatu yang biasa dipakai pasien, seperti baju, peci, sapu tangan dan lain-lain.

3. terkadang meminta binatang dengan sifat-sifat tertentu untuk disembelih, kadang darahnya dioleskan kebagian-bagian tubuh yang sakit, atau dibuang ketempat angker.

4. suka menuliskan rajah-rajah.

5. membaca mantera-mantera jimat atau huruf-huruf rajah yang tidak bisa difahami.
6. memberi bungkusan hijib kepada pasien yang berisi huruf-huruf dan angka-angka.

7. kadang menyuruh pasien untuk menjauhi manusia beberapa waktu dengan menyepi dan mengurung diri dalam sebuah kamar gelap yang disebut oleh orang awam sebagai hujbah.

8. kadang minta pasien untuk tidak menyentuh air selama beberapa hari, biasanya 40 hari.

9. memberi sesuatu kepada pasien untuk ditanam di dalam tanah.

10. memberi lembaran kertas kepada pasien untuk dibakar, lalu asapnya digunakan untuk mengasapi dirinya.

11. berkomat-kamit dengan bahasa yang tidak difahami.

12. terkadang memberi tahu kepada pasien tentang namanya, kampung halamannya, kesulitan yang dihadapi sebelum si pasien memberitahu.

13. terkadang menuliskan huruf-huruf untuk si pasien diatas kertas hijib untuk dimasukkan kedalam bejana putih berisi air, kemudian meminumnya. (Asharimul battar hal. 77-78 karya Abdussalam bali).

Perlu diketahui bahwa kesaktian paranormal itu bertingkat tingkat, sesuai dengan ketinggian jin yang menjadi kawannya. Lebih hebat jinnya maka harus lebih hebat pula kemusyrikan yang diperbuatnya. Bahkan sampai ada yang menjadikan mushaf al qur’an sebagai alas kaki pada waktu buang air besar di WC, agar yang datang kepada dirinya adalah setan/jin yang sangat sakti. Bahkan kalau perlu berkawan dengan iblis sekalian !!

Adalah satu keniscayaan, bahwa antara dukun dengan segala istilah dan tingkatannya, serta iblis yang meliputi seluruh bala tentaranya saling bahu membahu dalam kemaksiatan dan kesyirikan, memerangi kebenaran dan menghiasi kemaksiatan dan kesirikan dengan kata-kata indah yang menggiurkan.

→Sumber ilmu paranormal/dukun←

Imam Bukhary dalam sahihnya meriwayatkan dari Aisyah radliyallahu’anha, beliau berkata :” orang-orang bertanya kepada Rosulullah sallallahu 'alaihi wasallam tentang para dukun. Maka beliau menjawab :” tidak ada apa apanya “. Maka para sahabat berkata :” Ya Rosulallah, mereka kadang –kadang bisa menceritakan sesuatu yang benar kepada kami “. Maka Rosulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:

“ Kalimat tersebut berasal dari kebenaran yang dicuri dari seorang jin (dari langit), kemudian dituangkan kedalam telinga walinya (dukun), maka mereka mencampurkan kalimat yang berisi satu kebenaran tersebut dengan seratus kebohongan “. (no 5762).

Dalam hadits tersebut ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik, diantaranya :
1. bahwa dukun terkadang benar, tapi kebohongannya jauh lebih banyak.

2. bahwa jiwa manusia cenderung lebih mudah tergoda untuk menerima kebatilan. Misalnya, sekali dukun terbukti benar, maka jiwa akan terpengaruh untuk selalu memegang satu kebenaran yang pernah terbukti, sementara ia tidak akan menganggap adanya sekian banyak kebohongan yang dilakukan para dukun.

3. Bahwa apabila sesuatu mengandung kebenaran, maka tidak berarti sesuatu itu seluruhnya benar.

4. Imam Bukhary menyebutkan riwayat lain dari Abu Hurairah, Nabi bersabda :” Apabila Allah memutuskan perkara dilangit, para malaikat memukulkan sayapnya karena tunduk mendengar firmanNya, seolah-olah (suara firmanNya) bak gemerincing rantai besi yang terlempar pada batu.
Maka ketika rasa takut telah hilang dari hati malaikat, mereka bertanya :” apa yang telah dikatakan Rabbmu ? malaikat lain menjawab :”Allah telah mengatakan al haq, sedangkan Dia Maha Tinggi dan Maha Besar. Maka disaat itu ada setan pencuri kabar yang mendengarkannya. Dan setan-setan itu seperti ini… sebagian yang satu naik keatas sebagian yang lain. Kemudian setan pencuri kabar tersebut berhasil mendengarkan kalimat (wahyu dari Allah), lalu ia sampaikan kepada setan yang berada dibawahnya, setan yang dibawahnya menyampaikan kalimat tersebut kepada setan yang dibawahnya lagi sampai akhirnya sampai kelidah tukang sihir atau dukun. Terkadang setan tersebut keburu diterjang bintang api sebelum sempat meyampaikan kalimat tersebut, terkadang mereka berhasil meyampaikannya kemudian ditambahkan dengan seratus kebohongan bersama dengan kalimat kebenaran yang dicurinya tadi.

Akibatnya orang orang berkata :” Bukankah dukun itu telah berkata kepada kami hari begini dan begini (dengan benar) demikian dan demikian ? walhasil si dukun dipercayai orang karena satu kalimat benar yang didengarnya dari langit “. (no. 4800).

Hadits diatas menunjukkan bahwa sumber ilmu para dukun berasal dari pengabaran para setan yang mencuri kabar langit kemudian di campuri dengan seratus kebohongan. Tapi sayang, orang lebih tertipu dengan satu kebenaran dan melupakan seratus kebohongan yang dikatakan oleh para dukun.

→Asal usul mengapa seseorang menjadi dukun←

Ada beberapa sumber cara hingga seseorang menjadi dukun, diantaranya :
1 . bersumber dari warisan nenek moyang secara turun temurun.
Ini biasanya karena jin-jin (khadam) yang dimiliki nenek moyang kemudian akrab dan menjadi pengasuh serta berkuasa atas anak keturunannya.

2 . bersumber dari apa yang mereka sebut kasyaf, ilham, wangsit atau renungan. Mereka beranggapan, bahwa dari sanalah mereka dapat mengetahui ilmu ghaib atau ilmu laduni. Dengan dasar itulah mereka mengklaim bahwa dirinya adalah wali yang mendapat karamah, dan makhluk halus yang berbicara dengan dirinya adalah malaikat. Akibatnya orang awam banyak yang datang untuk meminta berkah kepada mereka atau meminta agar kebutuhannya dapat dipenuhi. Ini jelas merupakan kebohongan yang nyata. Sesungguhnya mereka memang wali, tapi wali setan , sama sekali bukan wali Allah. Sedangkan daya linuwih yang mereka sebut sebagai karamah atau ilmu laduni sebenarnya hanyalah sihir. Dan makhluk halus yang disangka malaikat tidak lain hanyalah jin dan setan.

Allah Ta’ala menegaskan dalam firmanNya :


“sesungguhnya setan itu membisikkan (wahyunya) kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu… (Al An’am : 121).


Al Hafidz Ibnu Katsir berkata :” Ibnu ‘Abbas berkata :” wahyu itu ada dua macam, wahyu dari Allah dan wahyu dari setan… wahyu dari setan diberikan kepada kawan kawannya dengan tujuan menyerang para pengikut kebenaran “.

3 . bersumber dari benda- benda yang keramat. Atau istilah sekarang benda benda mulia seperti batu mulia, kayu bertuah, wesi aji, kulbuntet, merah delima, qur’an stambul dan lain-lain. Benda benda tersebut konon bisa didapatkan dari para nenek moyang atau dari makhluk halus melalui tapa, semedi, atau beli dari para dukun.

→Bahaya Dukun Dan Perdukunan←

Islam memandang perdukunan sebagai suatu perbuatan yang berbahaya yang dapat mengancam aqidah seseorang yang berakibat menjadi batal keislamannya, diantara bahaya dukun dan perdukunan adalah :

1. sihir adalah salah satu pembatal keislaman. Para ulama memasukkan sihir salah satu pembatal keislaman sebagaimana yang disebutkan oleh Syeikh Muhammad At Tamimy dalam kitab beliau “ Nawaqidlul islam “ (pembatal-pembatal islam).

Berdasarkan firman Allah Ta’ala :


“ Dan keduanya (harut dan marut) tidak mengajari seseorang (ilmu sihir) kecuali setelah mengatakan kepadanya: ”sesungguhnya kami ini hanyalah cobaan (buatmu) maka janganlah kamu menjadi kafir…” (QS 2:102).


Ibnu Abbas berkata menafsirkan ayat tersebut : ”apabila ada orang yang datang kepada keduanya (Harut & Marut) untuk belajar sihir, keduanya melarang dengan keras dan berkata : ”kami ini hanyalah cobaan untukmu maka janganlah kamu mejadi kafir, karena keduanya mengajarkan kebaikan dan keburukan, keimanan dan kekafiran. Dan mengetahui bahwa sihir termasuk kekafiran…”.

2. mengaku-aku tahu yang ghaib adalah termasuk menyekutukan Allah dalam kerububiyahan-Nya.
Allah mengabarkan bahwa tidak ada yang mengetahui yang ghaib kecuali Allah, firmanNya :
ْ

“ Katakanlah : Tidak ada siapapun dilangit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib kecuali Allah “. (QS An Naml : 65).


Ibnu Katsir berkata :” Allah memerintahkan RosulNya untuk menyampaikan bahwa siapapun dari penghuni langit dan bumi tidak ada yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah saja “. (3/452).

Allah memberitahu kabar gaib hanya kepada RosulNya saja (QS Al Jinn :26). Dan membantah keyakinan bahwa para jin itu mengetahui gaib, firmanNya :” Maka tatkala Kami memenetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkanya kepada mereka kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka saat ia tersungkur, para jinpun tahu bahwa kalaulah mereka tahu yang gaib tentu mereka tidak akan tetap di dalam siksa yang menghinakan “. (QS Saba’ : 14).

Menurut Ibnu Abbs, Mujahid, Hasan Al Bashry, Qatadah dan yang lainnya, dalam waktu yang lama kematian Nabi Sulaiman tidak diketahui hingga rayap memakan tongkatnya dan Nabi Sulaiman jatuh tersungkur ke bumi. Baru kemudian nyatalah kepada jinn dan manusia, bahwa jin tidak mengetahui yang gaib. (Tafsir Ibnu Katsir 3/638-639).

Praktek-praktek perdukunan, seperti melihat nasib baik buruk seseorang, mencari barang yang hilang, mengetahui ihwal orang lain, dan yang semacam itu melalui cara semisal membaca garis tangan seseorang, menghubungkana nasib dengan huruf, juz, atau ayat-ayat tertentu, melihat dalam mangkuk dan lain sebagainya merupakan perkara kekafiran dan dosa yang sangat besar sebagaimana yang disebutkan oleh imam Adz Dzahaby dan Ibnu Hajar Al Haitamy.

3. Dukun menyekutukan Allah dalam keuluhiyahanNya. Suatu yang biasa bila dukun mendekatkan diri kepada jin dengan berbagai macam bentuk ibadah seperti menyembelih untuk jin (roh), padahal Rosulullah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah (HSR Muslim) dan menyembelih adalah ibadah yang hanya diperuntukkan kepada Allah, orang yang memalingkannya kepada selain Allah telah berbuat syirik besar. Mereka juga minta perlindungan dan bantuan jinn sedangkan keduanya adalah ibadah yang harus ditujukan hanya kepada Allah, walhasil seorang dukun semakin kuat ketaatannya kepada jin (khadamnya) maka semakin senang pula jinn kepadanya, dan keduanya saling menikmati satu sama lainnya.


Hal itu telah Allah kabarkan dalam firmanNya
“ Dan ingatlah hari Allah menghimpun mereka semua, (dan Allah berfirman): hai golongan jin (setan) sesungguhnya kalian telah banyak menyesatkan manusia. Lalu berkata kawan-kawan mereka dari golongan manusia : Ya Rabb kami, sesungguhnya sebagian dari kami telah mendapat kesenangan dari sebagian lainnya, dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau telah tentukan bagi kami.


Allah berfirman :
Neraka itulah tempat tinggal kalian, kekal selama-lamanya, kecuali Allah menghendaki lain. Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana dan Maha Tahu “ (QS Al An’am : 128).


4. Mendatangi dukun dan mempercayainya adalah kekafiran terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Sallallahu’alaihi wasallam. Dalam hadits sahih Nabi bersabda :


“Barang siapa mendatangi dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, sunguh ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhamad”. HR Ahmad, sahih).


5. Dukun memperolok agama Allah.
Diantara dukun ada yang menulis al qur’an dengan kotoran manusia, ada pula yang menjadikannya sebagai alas kaki ketika buang hajat, ini jelas sebuah Perbuatan yang keji dan kemurtadan yang terang, diantara mereka ada yang mencari kekuatan dengan cara membaca ayat-ayat tertentu sehingga tidak mempan di bacok, dapat menjatuhkan orang dari jarak jauh.

Hal itupun merupakan perbuatan memperolok ayat-ayat Allah, setan dapat masuk kepada manusia dengan cara yang bid’ah tersebut. Karena al qur’an tidaklah turun untuk hal itu tapi sebagai peringatan kepada manusia dan pemberi kabar gembira.

6. sihir adalah perkara yang dapat membinasakan pelakunya di dunia dan akhirat.
Nabi bersabda :” jauhilah tujuh perkara yang membinasakan ; menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan jihad, dan menuduh wanita muslimah yang menjaga kehormatannya telah berbuat zina “. (Muttafaq ‘alaih).

7. Sihir menzolimi orang lain.
Sering kali dukun menyakiti orang lain dengan santet, pelet, dan sejenisnya, mengguna-guna orang sehingga hidupnya hancur, jelas ini adalah kezaliman yang tidak akan Allah biarkan.

Wallahu a’lam. 

Disadur dari : http://m.facebook.com/story.php?story_fbid=325434507586524&substory_index=0&id=100003599330474&from_feed=1&refid=7&_ft_=qid.5888105740329121442%3Amf_story_key.3208496711833512275

Tidak ada komentar:

Posting Komentar