Minggu, 02 Juni 2013

HIKMAH TIDAK DISEBUTKANNYA DAJJAL DALAM AL-QURAN

Telah populer pertanyaan tentang hikmah tidak di sebutkannya Dajjal secara jelas di dalam Al-Quran, termasuk penyebutan tentang keburukan dan finahnya yang besar, peringatan para nabi tentangnya, dan perintah untuk meminta perlindungan darinya bahkan sampai disebutkan dalam doa (tasyahuhud) shalat.

Ibnu hajar Al-Asqalani memberikan tiga jawaban mengenai ini, yaitu :

1. Terkait dengan firman Allah SWT. "....Pada hari datangnya beberapa ayat dari Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseotlrang kepada dirinya sendiri...." (QS. Al-An'am: 158).

Imam At-Tirmidzi meriwayatkan hadits yang dinilainya berkualiyas shahih dati Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda :

"Tiga hal apabila telah keluar (terjadi), maka tidak bermanfaat iman seseorang jialau tidak beriman sebelumnya, yaitu : Dajjal, Dabbah, dan terbitnya matahari dari arah barat." (hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 158, juga Imam Ahmad dalam musnadnya, jilid II, hal. 445-445).

2. Terdapat petunjuk dalam Al-Quran mengenai turunnya Isa putera Maryam, yaitu dalam firman Allah SWT : "Tidak ada seorangpun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya...." (An-Nisa: 159).

Dan dalam surah Az-Zukhruf: 61 "Sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang Hari Kiamat...."

Ini adalah kebenaran bahwa Nabi Isa yang kelak membunuh Dajjal, sehingga cukuplah penyebutan salah sati dati yang berlawanan dari yang lainnya, dan karenanya pula ia (Dajjal) mendapatkan julukan Al Masih sebagaimana Nabi Isa. Bedanya, Dajjal bekelana/mengelilingi bumi dalam kesesatan, sedangkan Nabi Isa dalam petunjuk Allah SWT.

3. Peniadaan penyebutannya untuk penghinaan, akan tetapi, pendapat yang ketiga ini tertolak dengan adanya penyebutan Ya'juj Ma'juj di dalam Al-Quran.

Imam Al Bilqini memberikan jawaban bahwa diungkapnya seluruh orang yang disebutkan dalam Al-Quran dari kalangan para perusak, hal ini menunjikan bahwa seluruhnya terjadi hanya dimasa lampau dan telah selesai urusan/kejadiannya, sedangkan yang belum terjadi, maka tidak disebutkan satipun dari mereka ini.

Jawaban Imam Al Bulqini ini tertolak, sebab Al-Quran menyebutkan Ya'juj Ma'juj yang tergolong perusak, namun persoalan mereka tidak selesai setelah itu.

Dalam Tafsir Al Baghawi disebutkan bahwa Dajjal itu disebutkan dalam Al-Quran dalam firman Allah : "sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar dari penciptaan manusia...." (Ghafir: 57). sedangkan yang dimaksud dengan manusia di sini adah Dajjal berdasarkan premis "memutlakkan keseluruhan atas sebagian " (ithlaq al-kull 'ala al ba'dh). Hal ini, jika ditetapkan sebagai jawaban terbaik, maka termasuk sejumlah hal yang dijamin oleh Nabi SAW akan penjelasannya. (Fath Al Bari, jilid XII, hal.98).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar